KANDIDATNEWS.COM – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai, saat ini posisi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam posisi dilematis ketika dihadapkan dengan majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai bacawapres Prabowo Subianto. Padahal hingga saat ini, putra bungsu Presiden Jokowi tersebut masih sebagai kader PDIP dan Partai Banteng telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Bacapres, berpasangan dengan Mahfud MD.
“Saya tidak bisa mengandai-andai, tapi kalau kita flash back lagi, ada kejadian yang unik pada menjelang Jokowi menjadi Gubernur Jakarta, sempat bersitegang dengan Bibit Waluyu yang saat itu Gubernur Jawa Tengah. Sama halnya saat Gibran bersitegang dengan Panda Nababan, disebut sebagai anak ingusan. Secara tidak langsung ini yang membesarkan mereka. Publik menjadi penasaran, Siapakah Anak Ingusan ini?” ujar Peneliti Senior LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta.
“Data kita menunjukkan, Gibran ternyata lebih populer dibandingkan Cak Imin maupun Mahfud dan tingkat kesukaannya juga lebih tinggi dibandingkan dua cawapres ini. Ini merupakan salah satu faktor yang membuat langkah Mega agak dilema. Satu sisi, memecat, akan menuai simpati bagi Gibran. Kalau tidak memecat, dianggapnya berseberangan yang dibiarkan,” lanjutnya.
“Bagi Mega harapannya Gibran mengundurkan diri duluan. Itu yang saya bayangkan.”
Namun kalau Mega akhirnya memecat Gibran, itu ada dua hal. “Pertama, Mega menunjukkan ketegasannya sebagai Ketua Umum PDIP. Ini penting, karena langkah serupa pernah dilakukan sebelum-sebelumnya ketika ada kader-kader yang tidak setia atau yang tidak sesuai dengan perintahnya. Ini penting bagi Mega untuk menjaga marwahnya sebagai seorang ketua umum partai,” jelasnya.
“Tapi di sisi lain, ini berisiko, karena nantinya akan meningkatkan militansi pendukung Gibran. Ini dua-duanya mempunyai dampak strategis yang berbeda,” tegas Hanggoro.
Survei LSI Denny JA yang dilakukan pada 4-12 September, Prabowo-Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas 39,3 persem. Posisi kedua Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas 36,9 persen. Posisi ketiga Anies-Muhaimin sebesar 15 persen.
LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face-to-face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2,9 persen.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group discussion.