KANDIDATNEWS.COM – Kendati dikomandoi Yusril Ihza Mahendra di Partai Bulan Bintang dan Amien Rais (Partai Ummat), tak menjadi jaminan kedua parpol tersebut bakal sukses di Pemilu 2024. Survei terkini LSI Denny JA memprediksi PBB dan Partai Ummat sulit menembus parlemen.
“Sejak Pemilu 1999, perolehan suara PBB cenderung menurun. Pada Pemilu 2024, PBB sulit lolos. Begitu juga dengan Partai Ummat,” kata Peneliti Senior, LSI Denny JA, Ade Mulyana, Jumat (17/3) siang, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta.
Ade mengakui, dulu, Yusril dan Amien Rais punya nama besar. Tapi sekarang ketenaran mereka sudah pudar.
“Pesona Yusril dan Amien Rais sudah pudar. Yang bisa mereka lakukan nanti adalah memanfaatkan partainya di Pilpres,” tegas Ade.
Hasil survei LSI menunjukkan, hanya dua parpol Islam yang diprediksi lolos ke Senayan pada Pemilu 2024, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“PKB dengan elektabilitas 8 persen dan PKS 4,9 persen,” jelasnya.
Partai yang disebut berbasis Islam total ada tujuh yaitu PKB, PKS, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat (Gelora) dan Partai Ummat.
Menurutnya, dari hasil keseluruhan survei LSI Denny JA pada periode Januari 2023 lalu, partai yang berbasis Islam memperoleh total dukungan 17,6 persen. Sementara dukungan bagi partai terbuka atau nasionalis mencapai 61,0 persen.
“Memang kalah jauh antara perolehan gabungan partai yang basis Islam dengan partai terbuka atau nasionalis. Kalau rasio antara 17,6 persen dengan 61,0 persen, ini kira-kira rasionya 1 banding 3,5. Jadi, memang cukup jauh,” katanya.
Menurut dia, bila parpol Islam tak melakukan gebrakan jelang pesta demokrasi nanti, hasil ini pun akan tercermin di Pemilu 2024.
“Dengan hasil seperti itu, pada Pemilu 2024, kita memprediksi total dukungan atas partai berbasis Islam potensial terkecil sepanjang sejarah partai Islam ikut pemilu terbuka dan secata demokratis,” katanya.
Survei LSI Denny JA dilakukan terhadap 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan margin of error sebesar 2,9 persen.
Survei dilakukan pada 4-15 Januari 2023. Metode yang digunakan dalam survei adalah acak bertingkat atau multistage random sampling.