KANDIDATNEWS.COM – Dr Spesialis Kesehatan Olahraga, dr Hario Tilarso Sp.Ko mengingatkan, orang-orang yang dipercaya menangani Program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), haruslah benar-benar menguasai bidangnya.
“DBON ini bukan pekerjaan mudah. Orang=orang yang dipercaya menangani program ini, haruslah yang benar-benar menguasai bidangnya,” hal demikian dikatakan Hario Tilarso saat tampil sebagai pembicara pada Seminar PP ITKON bertajuk ‘Persiapan Klinik Pelayanan Atlet Sebagai Sarana Pendukung DBON’,” Kata Dr Hario Tilarso, Rabu (24/8) malam, di Hotel Mercure, Cikokol, Tangerang.
Menurut dr Hario, untuk mencapai target prestasi seperti yang dicanangkan dalam DBON, bukan lah pekerjaan mudah.
“Mengapa? Setiap negara juga akan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan prestasi atletnya dengan berbagai macam cara. Terutama sekali, mereka akan mengandalkan ilmu dan pengetahuan. Para ilmuwannya akan mencari temuan baru yang mampu mendongkraj prestasi atlet, tanpa harus melanggar aturan yang berlaku, seperti doping, dll,” ujarnya menambahkan.
“Lalu bagaimana dengan Kita” Indonesia juga harus memanfaatkan iptek untuk mendongkrak kemampuan atletnya. Saat ini, memang sudah banyak kemajuan yang diperoleh oleh para pelatih dan atlet. Dengan memanfaatkan iptek, prestasi atlet bisa meningkat, tak terlepas dari merode pelatihan yang didapatkan setelah memanfaatkan iptek.”
Dulu, imbuhnya, banyak sekali pelatih salah memberikan arahan, sehingga hasil yang didaoat saat bertading juga tidak maksimal. “Sekarang memang masih ada kesalahan yang terjadi, tapi tak sebanyak dulu. Sudah banyak kemajuan yang diperoleh.”
Mengenai masih adanya pelatih yang belum juga mampu menerjemahkan iptek yang mereka daoatkan, Hario menyerahkan kewenangan tersebut kepada induk cabang olahraga bersangkutan. “Kami hanya memberi laporan, keputusan ada pada induk masing-masing cabor.”
BAHASA ASING SANGAT PENTING
Dia juga mengingatkan pentingnya kemampuan menguasai bahasa asing. “bahasa asing itu sangat penting untuk para pelatih. Ketika saya masih di PB ISSI, saya memantau ada dua pelatih yang layak menimba ilmu di luar negeri. Saya meminta PB ISSI mengirimkan mereka ke luar negeri. Apa yang terjadi, kedua pelatih itu membatalkan keberangkatannya, gara-gara tak bisa bahasa asing,” sergah Dr Hario miris.
Hario juga prihatin ketika mendaoat kabar ada atlet yang dinyatakan mengkonsumsi doping. Si Atlet tak mengetahui kalao obat-obatan yang dikonsumsinya mengandung doping. yang menyedihkan, obat yang mengandung doping itu diperolehnya dari dokter umum. Bukan dokter khusus olahraga.”