KANDIDATNEWS.COM – Bertempat di Ruang Pusat Kebugaran, belasan karyawan Pusat Pengembangan Iptek dan Kesehatan Olahraga Nasional (PP-ITKON) Kemenpora, memperingati dua tahun terjadinya Tragedi Tsunami Tanjung Lesung yang merenggut enam korban jiwa dari keluarga besar Kemenpora, Selasa (22/12) siang.
Berbeda dengan peringatan satu tahun Tragedi Tsunami Tanjung Lesung sebelumnya, kali ini hanya belasan karyawan saja yang bisa mengikuti ‘selametan’. Mereka pun harus menjaga jarak minimal 1,5 meter menyusul pandemi covid-19.
“Peringatan Tragedi Tsunami kali ini dilaksanakan secara sederhana, mengingat Indonesia masih dalam kondisi pandemi covid-19. Kita juga wajib menjaga jarak minimal 1,5 meter,” kata Kepala PP ITKON, Edi Nurindra.
Karena peringatan Tragedi Tsunami dilaksanakan di Ruang Pusat Kebugaran, praktis antara karyawan satu dengan lainnya terhalang oleh alat kebugaran yang ada di ruangan tersebut. Meskipun hanya sementara, acara berlangsung hikmat.
“Mereka yang hadir di acara ini adalah para karyawan PP-ITKON yang sedang melaksanakan kegiatan WFO, yakni Test Swab bagi karyawan, mitra Kemenpora.”
“PP-ITKON sebagai garda terdepan Satgas Pencegahan Covid 19, wajib melaksanakan upaya 3 M, yaitu memakai masker, menjaga Jarak, rajin mencuci tangan.”
Bagi karyawan honorer dan keluarga besar kemenpora yang meninggal dunia akibat Tragedi Tsunami Tanjung Lesung, Edi Nurinda bersama jajarannya mendoakan agar yang bersangkutan mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan.
Enam keluarga besar Kemenpora yang meninggal dunia akibat musibah ini adalah, Rahma, Helena, Umi, Titik, Yun, dan Betty. Sementara puluhan karyawan lainnya mengalami luka berat, luka sedang, dan luka ringan. Bahkan ada beberapa orang karyawan Kemenpora yang tak menjadi korban, karena saat tsunami menerjang pantai Tanjung Lesung, mereka tak ada di lokasi,
Acara Gathering PP-ITKON
Pada 21-23 Desember 2018, sekitar 50-an karyawan Kemenpora mengikuti Training Motivasion di Tanjung Lesung. Cuma saya sendiri peliputnya. Suasana ceria kami rasakan dari pagi hari (out bound), sore hari (naik banana boat dan jetksi), malam hari (hiburan debus api, organ tunggal, dan bagi-bagi door prize). Pokoknya hari itu, kami benar-benar gembira.
Kegembiraan terganggu ketika acara bagi-bagi door prize terhenti, gara-gara listrik di restoran yang kami pakai sebagai tempat acara, mati mendadak. Kami semua berteriak kecewa, terutama buat kami yang belum mendapat door prize.
Tak lama berselang, ombak besar dengan suara gemuruh yang dahsyat menyambar orang-orang yang ada di restoran tempat Kemenpora menggelar acara. (kinoy)
