KANDIDATNEWS.COM – Bertepatan dengan perayaan HUT Ke-32 Sekolah Catut Utut Adianto (SCUA), PB Percasi melepas keberangkatan 13 pecatur junior untuk mengikuti turnamen di Zuhai, Cina, Selasa (15/7) sore, di SCUA, Bekasi.
Ke-13 pecatur tersebut adalah Zach Alexander Tjong, Alexander Philip Kurniawan, Kenny Horasino Bach, Fitsal Aswa Muzafkar, Arjuna Satria Pamungkas, Sofyan Ahmad Zani, Vanessa Koolin Santoso, Veronica JSK Makalew, Wavina Kamita Putri, Claretta Nathania Handoko, Zilla Altofun Nisa, Salwa Nadia Maharani, dan Hillary Rooca Theng.
Kejuaraan Catur Junior Asia Timur ke-9 (9th Eastern Asia Youth Chess Championships) di Zhuhai, Cina, akan berlangsung 20-30 Juli 2025. Turnamen ini diselenggarakan di bawah naungan Federasi Catur Asia (ACF) dan Federasi Catur Internasional (FIDE).
Turnamen ini akan mencakup kategori usia U8, U10, U12, U14, U16, dan U18, baik untuk pemain putra maupun putri. Turnamen akan menggunakan sistem Swiss 9 babak untuk standar dan blitz, dan 7 babak untuk rapid. Lokasi resmi turnamen di Zhuhai Holiday Resort.
Ketua Umum PB Percasi, GM Utut Adianto mengatakan, Percasi secara resmi memberangkatan para pecatur junior yang sukses menjadi juara di Penang, Malaysia, ke Zhuhai, Cina. Utut mengingatkan agar para pecatur yang akan bertanding, wajib membawa papan catur.
“Para pecatur wajib membawa papan catur. Tanpa papan catur, seorang pecatur tak ada progres,” tegasnya.
Sebelumnya, Utut merasa miris, karena pecatur Indonesia yang bertarung di luar negeri, hanya segelintir atau satu dua orang saja yang membawa papan catur.
Dia menambahkan, pecatur Indonesia harus memiliki persiapan yang matang tiap kali akan diterjunkan di turnamen internasional. “Kalau musuhnya pecatur tomat, tanpa persiapan pun, kita bisa menang. Tapi kalau lawannya pecatur batu, dengan pesiapan matang pun, kita akan bertarung habis-habisan. Tapi saya yakin, pecatur Indonesia adalah pecatur hebat yang tidak mudah menyerah,” lanjutnya seraya meminta para pelatih mampu meningkatkan kualitas anak didiknya.
“Pelatih, seperti Tirta Chandra tak perlu malu dan minta maaf, karena anak didiknya gagal di turnamen. Kekalahan adalah hal yang biasa. Kalau anak didiknya menjadi juara, baru boleh bangga.”
Di awal acara, Humas PB Percasi, Uri Kertopati menyebutkan, Konfederasi Catur ASEAN atau Asean Chess Confederation (ACC) memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah mendukung olahraga catur di negaranya.
Penghargaan diberikan bersamaan dengan kegiatan malam apresiasi turnamen 25th ASEAN+Age Group Chess Championship 2025 yang diselenggarakan di Penang, Malaysia.
Eka Putra Wirya, Universitas Gunadarma, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, terpilih dari Indonesia untuk memperoleh penghargaan “Distinguished Sponsor Award” pada Asean Caissa Award 2024.
Distinguished Sponsor Award merupakan bentuk penghargaan tertinggi yang diberikan ACC kepada mitra korporasi maupun perorangan untuk dedikasinya yang luar biasa dalam menggembangkan catur sebagai olahraga yang inklusif, kompetitif, dan bermartabat di tingkat regional.
Eka Putra Wirya yang dikenal sebagai sosok yang selalu berada di belakang dunia catur Indonesia, selalu siap membukakan jalan bagi para pecatur yang memiliki komitmen tinggi di olahraga ini.
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, mendapatkan penghargaan ini sebagai wujud komitmen berkelanjutan JAPFA dalam mendukung pengembangan catur. Mery Damayanti dari JAPFA, mendedikasikan penghargaan ini untuk kemajuan catur di Tanah Air
Sementara Universitas Gunadarma mendapatkan penghargaan ini karena dedikasi mereka, terutama dalam membuka peluang bagi para pecatur untuk memperoleh beasiswa dalam dunia pendidikan. “Kami sangat berterima kasih sekali atas penghargaan ini. Gunadharma akan menciptakan lagi robot-robot catur untuk memajukan olahraga catur di Indonesia,” kata Mariska dari Gunadharma.
Pantun Eka Putra Wirya
Atas penghargaan itu, Eka Putra Wirya pun berpantun, …
Bunga Mawar, Bunga Melati
Pujian Selalu Menyenangkan Hati
“Waktu tadi film diputar, saya pegangan bangku yang saya duduki. Takut terbang,” ucapnya berseloroh.
Dia menyebutkan, yang membuatnya mencintai olahraga catur adalah Pak Utut Adianto. Sosok lain yang juga membuatnya begitu cinta pada olahraga adu otak adalah Kristianus Liem dan Lisa Lumongdong.
“Saya menerima penghargaan ini dengan rasa syukur yang mendalam, bukan sebagai pencapaian pribadi semata, melainkan sebagai pengingat akan tanggung jawab yang terus menyala untuk tidak pernah berhenti membangun dan mengembangkan catur tanpa batas.”
“Saya bersyukur bila lilin kecil di dunia catur yang saya nyalakan, ternyata turut menerangi perjalanan pecatur Indonesia hingga ke panggung dunia, bahkan terang lilin itu pun dirasakan oleh dunia catur internasional. Semoga semangat ini akan terus menyala dan diwariskan, hingga Indonesia tidak hanya dikenal sebagai bangsa yang besar, tetapi juga bangsa yang berpikir besar.”

											






