KANDIDATNEWS.COM – Ketua Umum Partai Demokrat yang tak dipilih menjadi Bacawapres Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ternyata lebih populer dari Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, di semua ormas Islam.
“Dari data yang ada, AHY ternyata lebih populer dibandingkan Muhaimin Iskandar, Gus Imin di semua ormas Islam,” kata Peneliti Senior LSI Denny JA, Ardian Sopa, Selasa (19/9) siang, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur.
Dia menjelaskan, bisa dimaklumi jika AHY lebih populer dari Muhaimin atau Cak Imin. “Sebagai anak Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), publik pasti mengenalnya,” jelas Sopa.
Dia menjabarkan, di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), yang mengenal Cak Imin hanya 44,2 persen, sementara sebanyak 67,1 persennya lebih mengetahui AHY.
Di Muhammadiyah yang mengetahui Cak Imin ada 47,2 persen, sedangkan yang mengenal AHY mencapai 72,5 persennya mengetahui AHY.
“Termasuk di ormas Islam lainnya 58,3 persen (Cak Imin) lawan 71,4 (AHY),” tegasnya.
Dari data ini, Cak Imin mempunyai PR cukup besar terkait dengan pengenalan dirinya di ormas Islam di NU maupun Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya. Terlebih, posisi Cak Imin sebagai ketua umum partai politik berbasis Islam.
“Ini ternyata belum maksimal bahkan belum mencapai 60 persen. Padahal sebagai ketua umum partai islam, terbesar, misalnya ini juga mempunyai peluang untuk dia dikenal lebih luas dibandingkan dengan kandidat-kandidat lainnya,” ucap Ardian.
Ketika ditanya apakah dipilihnya Muhaimin Iskandar sebagai Bacawapres Koalisi Perubahan merupakan langkah blunder? Sopa mengatakan, survei LSI Denny JA dilakukan pada 1-8 Agustus lalu.
“Survei LSI dilakukan 1-8 Agustus lalu, sebelum Muhaimin Iskandar dipilih sebagai bacawapres oleh Koalisi Perubahan. Kita baru bisa melihatnya pada survei berikutnya. Kalau nanti angkanya turun, berarti ada yang salah,” tutup Sopa.
Survei LSI denny JA dilakukan dengan metodologi multistage random sampling, melibatkan 1.200 responden yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Responden diwawancarai secara tatap muka dari rumah ke rumah. Margin of error untuk survei ini 2,9 persen.