KANDIDATNEWS.COM – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbarunya yang menyebutkan, jika Anies Baswedan gagal nyapres, maka Prabowo Subianto yang terpilih sebagai presiden, karena bakal menang telak dari Ganjar Pranowo.
“Ketuk palu Mahkamah Agung yang mungkin memenangkan gugatan Moeldoko atas Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bisa menjegal Anies. Kalau itu yang terjadi, Prabowo Subianto yang terpilih sebagai presiden, karena bakal menang telak dari Ganjar Pranowo,” demikian dilontarkan Peneliti Senior LSI Denny JA, Ade Mulyana, Senin (5/6) siang, di kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur
Namun lanjutnya, Kemungkinan kalahnya Demokrat versi AHY di Mahkamah Agung belum pasti. Tapi kemungkinan itu tak pula bisa sama sekali diabaikan.
Selain gugatan hukum ke MA, kasus hukum yang menimpa petinggi Partai NasDem, Johny G Plate yang juga Sekretaris Jendral Partai NasDem, juga bisa jadi persoalan.
Jika Partai Demokrat atau NasDem tak lagi mencalonkan Anies, tiket capres Anies dipastikan gagal didapat, karena tak mencapai minimum 20 persen untuk pencalonan presiden.
“Tanpa kehadiran Anies sebagai capres, maka Pilpres 2024 hanya diikuti oleh All The President’s Men. Yakni head to head Prabowo versus Ganjar,” tuturnya.
“Hasil dukungan capres tertutup tiga nama, yakni Prabowo, Ganjar, dan Anies, Prabowo unggul tipis dengan 33,9 persen, Ganjar 31,9 persen, sementara Anies 20,8 persen.”
Sedangkan jika head to head Prabowo versus Ganjar, Prabowo jadi pemenang dengan selisih 7,2 persen. Elektabilitas Prabowo sebesar 50,4 persen, Ganjar 43,2 persen, dan 6,4 persen menyatakan tidak tidak tahu atau tidak Jawab.
“Kemenangan Prabowo atas Ganjar lebih telak ketika head to head. Selisih kemenangan Prabowo atas Ganjar naik, dari selisih 2,0 persen menjadi selisih 7,2 persen,” jelasnya.
Mengapa terjadi peningkatan elektabilitas Prabowo ketika head to head dengan Ganjar? Hal ini terjadi karena migrasi pemilih Anies yang tak berimbang. Mayoritas pendukung Anies lebih banyak berpindah ke Prabowo dibanding migrasi ke Ganjar.
“Sebesar 50,8 persen pendukung Anies, berpindah ke Prabowo. Sementara pendukung Anies yang berpindah ke Ganjar hanya 25,4 persen,” ujarnya.
Prabowo juga menang di lima teritori yakni Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali-NTB-NTT, Maluku-Papua. Sedang Ganjar menang di satu teritori yakni di Jawa. Selain itu, Prabowo juga menang di tujuh pemilih partai (Gerindra, Golkar, PKB, PKS, Nasdem, PAN, Demokrat). Ganjar menang di satu pemilih partai (PDI Perjuangan).
Prabowo juga menang di segmen Islam, Ganjar menang di segmen non-Islam. Di pemilih Islam, Prabowo elektabilitasnya mencapai 51,8 persen, sedangkan Ganjar 43,0 persen Di segmen non Islam, elektabilitas Ganjar mencapai 47,5 persen, dan Prabowo 26,4 persen.
“Prabowo menang di dua media sosial (Faceebook dan Email), sementara Ganjar menang di tiga media sosial Tiktok, Instagram, dan Twitter,” tambahnya.
Lantas siapa cawapres Prabowo dan Ganjar? Jika Anies gagal mendapatkan tiket capres dari Koalisi Perubahan, maka Partai Golkar justru lebih hidup. Golkar dapat membuat Anies memperoleh tiket capres cukup dengan berkoalisi dengan salah satu partai. Golkar akan memiliki daya tawar (bargaining) lebih kuat lagi.
“Golkar dapat menggertak. Jika Airlangga Hartarto tak menjadi cawapres Ganjar atau Prabowo, dia bersama partai lain dapat menghidupkan kembali tiket capres Anies Baswedan,” tuturnya.
Golkar diyakini tak akan nekat mencapreskan Anies. Jika demikian, peringkat pertama cawapres mengerucut kepada Anies Baswedan versus Airlangga Hartarto. Anies bisa menambah elektabilitas capres, berbeda dengan cawapres lain.
Tetapi Anies tidak membawa partai besar, sumber dana, dan pengalaman di pemerintah pusat. Anies juga bisa menjadi matahari kembar bagi presiden terpilih nanti.
Sebaliknya, lanjutnya, Airlangga memang tidak menambah elektabilitas Capres secara langsung melalui personal diri. Tetapi, Airlangga bisa mempengaruhi elektabilitas capres secara tidak langsung. Karena membawa mesin partai besar, sumber dana, pengalaman di pemerintah pusat untuk isu ekonomi.
“Belum tentu upaya menggagalkan Anies sebagai capres 2024 berhasil. Semakin ditekan justru semakin hidup. Koalisi Perubahan dapat memainkan kartu diperlakukan tak adil, atau dizalimi untuk mendapatkan simpati ekstra dari pemilih. Namun jika benar akhirnya Anies Baswedan tak dapat tiket capres, maka Pilpres akan selesai lebih cepat. Ini akan menjadi Pilpres tanpa putaran kedua,” pungkasnya.
LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1200 responden di seluruh Indonesia. Margin of error survei ini sebesar 2.9 persen. Survei dilakukan pada tanggal 3-14 Mei 2023.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa atas isu paling mutakhir dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group discussion.