KANDIDATNEWS.COM – Meskipun saat ini Ganjar Pranowo diakui sebagai salah satu capres terkuat di Partai Moncong Putih (PDIP), namun LSI Denny JA meyakini Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP tak akan tergiur menjadikan sosok gubernur Jawa Tengah sebagai capres yang akan diusungnya pada Pilpres 2024.
Seperti diberitakan pekan lalu, PDIP telah mengumumkan empat kandidat calon presiden dari PDIP, yakni Ketua DPR Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Mensos Tri Rismaharini, dan Kepala LKPP Abdullah Azwar Anas.
“Apakah mungkin KIB akan berkoalisi dengan PDIP untuk mendapatkan Ganjar Pranowo? Kemungkinan berkoalisi tetap ada, namun sangat kecil. Dengan sejumlah tokoh berpengalaman yang ada di KIB, mereka sepertinya tak akan menjadi partai pendukung atau pengikut partai lain. Mereka akan menentukan pilihannya sendiri,” tandas Peneliti Senior LSI Denny JA, Ardian Sopa, Senin (115/8) siang, di Rawamangun, Jakarta.
“Saat ini, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto sangat layak untuk posisi cawapres. Dia masih berpeluang untuk menaikkan elektabilitasnya, untuk kemudian maju sebagai capres dari KIB.”
Tampil merilis survei terkini bertajuk ‘Pertarungan Tiga Poros Utama di Segmen Pemilih Yang Puas, Moderat, dan Kurang Puas’, LSI Denny JA masih memprediksikan Pilpres 2024 akan diikuti oleh tiga poros, yakni Poros PDIP, Poros KIB, dan Poros Sisa Dunia (Gerindra, PKB, PKS, Nasdem, dan Demokrat.
Menyoal Koalisi Gerindra dengan PKB yang hingga kini masih belum juga menentukan Capres dan Cawapresnya, Sopa melihat Gerindra masih kurang cocok dengan posisi Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya.
“Gerindra dengan PKB hingga saat ini masih belum juga mengumumkan capres dan cawapresnya. Kalau kondisi seperti ini tak juga menemui jalan keluar, koalisi di antara kedua parpol ini dikhawatirkan tidak akan bertahan lama. Gerindra sepertinya berharap ada sosok lain yang akan menjadi cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto.”
Dari berbagai hasil survei, Prabowo Subianto berada di posisi teratas, disusul Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan di posisi tiga besar.
Bagaimana Nasib Anies?
Disinggung soal Anies Baswedan, meskipun elektabilitas yang bersangkutan berada di posisi ketiga di sejumlah hasil temuan lembaga survei, namun jika dia tak dijadikan kandidat, maka elektabilitas tinggi akan sia-sia.
“Elektabilitas tinggi tak akan menjamin seseorang akan berhasil di Pilpres. Yang bersangkutan harus dijadikan kandidat dulu. Apalagi mulai Oktober 2022, Anies Baswedan sudah tak menjadi Gubernur Jakarta lagi?” ujar Sopa.